Dalam jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh sebuah firma riset terkemuka, tingkat persetujuan terhadap Presiden telah mencapai titik terendah baru. Berdasarkan survei tersebut, hanya 35% responden yang menyatakan menyetujui tindakan yang dilakukan Presiden, sementara 65% menyatakan tidak setuju.
Hal ini menandai penurunan signifikan dalam peringkat persetujuan terhadap Presiden, yang terus menurun selama beberapa bulan terakhir. Hasil jajak pendapat tersebut merupakan indikasi jelas bahwa Presiden Trump kehilangan dukungan dari masyarakat Amerika, dan banyak yang menyatakan kekhawatiran atas penanganannya terhadap berbagai masalah, termasuk perekonomian, layanan kesehatan, dan keamanan nasional.
Salah satu alasan utama penurunan peringkat persetujuan adalah kebijakan dan pernyataan Presiden yang kontroversial. Mulai dari retorikanya yang memecah-belah mengenai imigrasi hingga perang dagang dengan negara-negara asing, Presiden Trump telah memicu kritik dan reaksi luas baik dari Partai Demokrat maupun Republik.
Selain itu, penanganan pandemi COVID-19 oleh Presiden juga menjadi perdebatan utama. Banyak orang Amerika merasa bahwa tanggapan Presiden terhadap krisis ini tidak memadai, sehingga menyebabkan lonjakan kasus dan kematian di seluruh negeri.
Mengingat hasil jajak pendapat ini, prospek terpilihnya kembali Presiden terlihat semakin suram. Dengan waktu kurang dari satu tahun hingga pemilihan presiden berikutnya, Presiden harus bekerja keras untuk mendapatkan kembali kepercayaan dan dukungan rakyat Amerika jika ia ingin mendapatkan masa jabatan kedua.
Masih harus dilihat bagaimana Presiden akan menanggapi pukulan terbaru terhadap tingkat dukungan terhadap dirinya. Apakah Trump akan mengubah arah dan menerapkan pendekatan pemerintahan yang lebih moderat, atau akankah ia menggandakan kebijakan dan pernyataan kontroversialnya? Hanya waktu yang akan menjawabnya, namun satu hal yang jelas: masyarakat Amerika semakin kecewa terhadap pemerintahan saat ini.
