Teh, juga dikenal sebagai Teh Tarik, adalah minuman populer di Asia Tenggara yang telah menjadi ikon budaya di wilayah tersebut. Berasal dari Malaysia, Teh telah melampaui akarnya dan sekarang dinikmati oleh orang -orang dari semua lapisan masyarakat di negara -negara seperti Singapura, Indonesia, dan Brunei.
Teh Tarik, yang diterjemahkan menjadi “teh yang ditarik” dalam bahasa Melayu, dibuat dengan menuangkan teh panas bolak -balik di antara dua wadah untuk membuat tekstur berbusa dan halus. Metode persiapan tradisional ini tidak hanya mengeriat teh tetapi juga mendinginkannya hingga suhu yang bisa diminum. Hasil akhirnya adalah minuman lezat dan krim yang sempurna untuk setiap saat sepanjang hari.
Salah satu alasan mengapa TEH telah menjadi ikon budaya di Asia Tenggara adalah keserbagunaannya. Ini dapat dinikmati panas atau dingin, dengan atau tanpa gula, dan bahkan dengan berbagai tambahan seperti susu kental atau jahe. Kemampuan beradaptasi ini telah memungkinkan TEH untuk menarik berbagai selera dan preferensi, menjadikannya minuman untuk banyak orang di wilayah tersebut.
Faktor lain yang telah berkontribusi pada signifikansi budaya Teh adalah aspek sosialnya. Di banyak negara Asia Tenggara, TEH sering dinikmati di lingkungan komunal, seperti di kopitiams (kedai kopi tradisional) atau pusat jajanan. Tidak jarang melihat kelompok teman atau anggota keluarga yang berbagi pot teh sambil melakukan percakapan yang hidup atau menikmati makanan bersama. Pengalaman bersama ini telah membantu menumbuhkan rasa kebersamaan dan persahabatan di sekitar minuman.
Selain itu, Teh telah dianut oleh generasi muda di Asia Tenggara, yang telah dibawa ke media sosial untuk menunjukkan cinta mereka pada minuman. Dari foto-foto estetis yang menyenangkan dari Teh Tarik yang dituangkan ke dalam cangkir hingga video Tiktok teh yang “ditarik” dengan cara yang memukau, TEH telah menjadi minuman yang trendi dan layak Instagram yang menarik bagi milenium dan Jenderal Z.
Dalam beberapa tahun terakhir, TEH juga telah masuk ke panggung internasional, dengan beberapa kafe dan restoran di seluruh dunia menawarkan pendapat mereka sendiri tentang minuman ikonik. Pengakuan global ini semakin memperkuat status TEH sebagai ikon budaya dan telah membantu memperkenalkan minuman kepada khalayak yang lebih luas.
Sebagai kesimpulan, TEH telah menjadi ikon budaya di Asia Tenggara karena keserbagunaannya, aspek sosial, dan popularitas di kalangan generasi muda. Karena minuman terus mendapatkan pengakuan internasional, jelas bahwa Teh Tarik akan tetap menjadi minuman yang dicintai dan ikonik di wilayah ini selama bertahun -tahun yang akan datang.